Jumat, 15 Juli 2011

Pembelajaran Terpadu


KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU

1.1  Rasional Pembelajaran Terpadu
Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin modern seyogyanya disertai dengan perkembangan pendidikan yang semakin baik, akan tetapi pada kenyataanya penyelenggaraan pendidikan sampai saat ini masih menganut pendekatan managerial administrasi yaitu pelaksanaan pembelajaran yang menekankan pada penyelesaian program pembelajaran.
Sebagai akibatnya, minat dan kebutuhan siswa terabaikan atau bahkan tidak tersentuh sama sekali karena guru hanya terfokus pada penyelesaian pembelajaran sesuai program. Pelaksanaan pendidikan yang demikian akan dapat melumpuhkan inovasi dan kreativitas guru untuk mengembangkan idenya. Terabaikannya minat dan kebutuhan anak akan mengakibatkan hambatan bagi perkembangan anak. Perkembangan anak hanya pada aspek kognitif saja yang tidak selalu sesuai dengan minat dan kebutuhan anak sehingga akan menghambat kreativitas anak.
Untuk mengatasi masalah ini tentunya perlu upaya untuk mencapai pembelajaran yang dapat mengembangkan anak seoptimal mungkin baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta pengembangan kreatifitas. Bagi anak Sekolah Dasar yang masih berada pada taraf operasional konkrit yaitu pemahaman pada suatu yang nyata atau tidak abstrak, maka anak perlu pengalaman belajar langsung dan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi yang dimiliki anak antara lain yaitu pembelajaran terpadu. Hal tersebut didasarkan pada perkembangan anak secara holistik, berlangsung secara terpadu (aspek dimensi satu mempengaruhi aspek dimensi yang lain). Dalam pembelajaran terpadu guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak agar dapat mengikuti perkembangan jaman yang semakin maju.
1.2 Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Ø  Pengertian Pembelajaran Terpadu
1)      Menurut Joni,T.R (1996 : 3) Pembelajaran Terpadu merupakan suatu system pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari,  menggali, dan menemukan konsep serta keilmuan secara holistic, bermakna dan otentik
2)      Dari dimensi pengoerganisasian bahan, yaitu pembelajaran terpadu memperoleh bahan ajar yang tidak hanya buku mata pelajaran  saja, tetapi dari berbagai mata pelajaran yang direkatkan oleh  tema. Peserta didik dapat juga mencari berbagai sumber belajar  lainnya. Bahkan bila memungkinkan mereka dapat menggunakan  teknologi informasi yang ada.
3)      Dari dimensi kegiatan siswa, yaitu bagi siswa pembelajaran terpadu dapat mempertajam kemampuan analitis terhadap konsep-konsep yang dipadukan,karena dapat mengembangkan kemampuan asosiasi konsep dan aplikasi konsep. Pembelajaran terpadu perlu dilakukan dengan variasi metode yang tidak membosankan. Aktivitas pembelajaran harus lebih banyak berpusat pada peserta didik agar dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya.
4)      Dari dimensi kegiatan guru, yaitu dalam pelaksanaannya, pembelajaran dapat dilakukan oleh tim pengajar atau guru tunggal. Hal ini tergantung pada kondisi sekolah. Bila di suatu sekolah guru IPA terdiri atas guru fisika, kimia, biologi, maka dalam penyusunan silabus, perencanaan pembelajaran, penggunaan media, dan strategi mengajar sebaiknya dibuat bersama hingga penyusunan alat penilaiannya.

Ø  Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud (1996: 3), Pembelajaran Terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik yaitu:
1)   Holistik, artinya suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
2)   Bemakna, artinya pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki siswa.
3)   Otentik, artinya informasi bdan pengetahuan diperoleh bersifat menjadi lebih otentik.Mereka memahami dari hasil belajar sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru.
4)   Aktif, artinya siswa perlu terlibat langsung dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses evaluasi.
5)   Pembelajaran yang berpusat pada anak (child centered) dan memberikan pengalaman langsung pada anak. Dimana pembelajaran terpadu disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada di sekitar sehingga anak akan memperoleh belajar yang tahan lama dan bermakna.
1.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu
Berikut ini dikemukakan pula prinsip-prinsip dalam pembelajaran terpadu yaitu meliputi :
1)      prinsip penggalian tema, 2) prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu, 3) prinsip evaluasi dan 4) prinsip reaksi.
1. Prinsip penggalian tema
a).Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan banyak bidang studi,
b).Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya
c). Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
d). Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak,
e). Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan penstiwa-peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar,
f). Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku, serta harapan dari masyarakat,
g). Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2. Prinsip pelaksanaan
a). guru hendaknya jangan menjadi “single actor “ yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar,
b). pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasarna kelompok,
c). guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam poses perencanaan
3. Prinsip evaluasi
a). guru seharusnya lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya,
b). guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang telah disepakati dalam kontrak belajar
4. Reaksi
Prinsip reaksi / dampak pengiring yang penting  bagi perilaku siswa secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap reaksi siswa dalam semua “event “ yang tidak diarahkan ke aspek yang sempit tetapi ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna. (diambil dari berbagai sumber).
1.4 Model- model pembelajaran terpadu
Model Fragmented
Model ini adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara terpisah yaitu hanya terfokus pada satu disiplin mata pelajaran, misalnya, mata pelajaran Matematika, IPA, IPS, Bahasa, dan sebagainya yang diajarkan secara terpisah.
Model Sequenced
Sequenced adalah model pembelajaran terpadu di mana pada saat guru mengajarkan suatu mata pelajaran maka ia dapat menyusun kembali urutan topik suatu mata pelajaran dan dimasukkannya topik mata pelajaran lain ke dalam urutan pengajarannya itu, tentu saja dalam topik yang sama atau relevan. Pada intinya satu mata pelajaran membawa serta pelajaran lain dan sebaliknya.
Model Shared
Shared adalah suatu model pembelajaran terpadu di mana pengembangan disiplin ilmu yang memayungi kurikulum silang, contohnya, Matemaika dan IPA disejajarkan sebagai ilmu pengetahuan. Kesusastraan dan Sejarah digabung pada label kemanusiaan, seni, musik, menari dan drama di bawah payung kesenian yang pokok, teknologi komputer dan industri rumah tangga sebagai kesenian yang perlu dipraktikan.
Model Threaded
Threaded adalah suatu model pendekatan seperti melihat melalui teropong di mana titik pandang (focus) dapat mulai dari jarak terdekat dengan mata sampai titik terjauh dari mata.
Model Immersed
Model ini dimaksudkan dengan menyaring dari seluruh isi kurikulum dengan menggunakan suatu cara pandang tertentu. Misalnya, seseorang memadukan semua data dari berbagai disiplin ilmu (mata pelajaran) kemudian menampilkannya melalui sesuatu yang diminatinya dalam suatu ide.
Model Networked
Networked adalah model pembelajaran terpadu yang berhubungan dari sumber luar sebagai masukan dan semuanya meningkatkan yang baru dan meluaskan ide-ide atau mengembangkan ide-ide. Misalnya, seorang arsitek mengadaptasi teknologi untuk mendesain network dengan teknik program dan meluaskan pengetahuan dasar seperti dia telah mengerjakan secara tradisional dengan pendisain bagian dalam ruangan.
Model hubungan/model terkait ( Connected model )
Model pembelajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit didalam suatu mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topik ke topik yang lain,satu konsep ke konsep yang lain,satu keterampilan ke keterampilan yang lain,satu tugas ke tugas berikutnya.
Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha secara sadar untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.
Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep,sehingga transfer pengetahuan akan mudah karena konsep-konsep pokok di kembangkan terus-menerus.
Contoh :
Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli,untung rugi,simpan pinjam,bunga.
            Model jaring laba-laba (Webbed model)
Model pembelajaran ini pada dasarnya menggunakan pendekatan tematik.Pendekatan ini pengembangannya di mulai dengan menentukan tema tertentu.Tema yang di tetapkan dapat di pilih antara guru dengan siswa atau sesame guru.Setelah tema di sepakati maka di lanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan antar mata pelajaran.Dari sub-sub tema ini di rencanakan di rencanakan aktivitas belajar yang harus di lakukan siswa.Keuntungan dari model pembelajaran terpadu ini bagi siswa adalah di perolehnya pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu yang berbeda-beda.
Contoh :
Siswa dan guru menentukan tema misalnya udara.Maka guru-guru mata pelajaran dapat mengajarkan tema udara itu dalam sub-sub tema misalnya,oksigen,karbon dioksida,nitrogen.yang tergabung dalam mata pelajaran-mata pelajaran IPA,IPA,Bahasa Indonesia.
            Model terpadu (integrated Model)
Model ini merupakan Pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi.Model ini di usahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan,konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi.
Pertama kali guru menyeleksi konsep-konsep,keterampilan,dan sikap yang di ajarkan dalam satu catur wulan dari beberapa bidang studi (IPA,Matematika,IPS,dan Bahasa).Selanjutnya di pilih dari beberapa konsep,keterampilan,dan sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara berbagai bidang studi.
Keuntungan dari model ini adalah siswa mudah menghubungkan dan dan mengaitkan materi dari beberapa mata pelajaran.

           Model Nested
pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran.
1.5 Ragam Bentuk Implementasi Pembelajaran terpadu
1.      Ditinjau dari sifat materi yang dipadukan, ada dua macam bentuk implementasi Pembelajaran terpadu yaitu:
1.         Pembelajaran terpadu intra bidang studi
2.         Pembelajaran terpadu antar bidang studi
Bersifat intra bidang studi jika yang dipadukan adalah materi-materi pokok bahasan, sub pokok bahasan, konsep, sub konsep, ketrampilan atau nilai, misal: pembelajaran terpadu intra bidang studi matematika. Sedangkan pembelajaran yang memadukan konsep, sub konsep, pokok bahasan, sub pokok bahasan yang satu dengan bidang studi yang lain dikatakan pembelajaran terpadu antar bidang studi.
2.      Ditinjau dari cara memadukan materinya
Jika suatu tema telah ditetapkan, maka guru bersama sisiwa mengkaji tema tersebut dari sudut pandang masing-masingbidang studi. Berdasarkan tema tersebut guru bersama siswa menentukan unsur-unsur bidang studi yang bisa dipelajari tanpa ada tumpang tindih dengan bidang studi lain misalnya: mempelajari tema tentang “banjir”, siswa diajak mempelajari aspek matematika, IPA, IPS dari banjir tersebut tanpa memperhatikan keterkaitan antara apa yang dipelajari dalam matematika, IPA dan IPS.
3.      Ditinjau dari Perencanaan Pemaduannya
Pembelajaran terpadu dapat terjadi melalui proses perencanaan yang matang dan dapat terjadi secara spontan. Melalui proses perencanaan, guru merancang sejak awal pembelajaran dan segala aktivitasnya diarahkan untuk menciptakan keterpaduan. Guru memilih tema dan menyusun tema/kegiatan berdasarkan tema tersebut. Sedangkan secara spontan, bahwa dalam proses pembelajaran guru dapat mengkaitkan materi lain dengan materi yang diajarkannya. Misalnya: ketika guru membicarakan tentang konsep air di IPS, guru tersebut bermaksud mengkaitkan dengan konsep air di IPA. Maka dalam hal ini guru tersebut dapat melaksanakan pembelajaran secara spontan.
4.      Ditinjau dari Proses Pelaksanaanya
Pembelajaran terpadu bisa dilaksanakan pada waktu tertentu yakni apabila materi yang diajarkan cocok diajarkan secara terpadu dan dapat pula dilaksanakan secara periodic (akhir pecan, setiap akhir catur wulan dsb) yang dirancang secara pasti. Pembelajaran terpadu juga dapat dilaksanakan seharian penuh.
5.      Dilihat dari Unsur Pemicu Keterpaduan
Untuk mencapai keterpaduan guru menganalisis kurikulum yang ada, membuat peta konsep dan mengemukakan tema berdasarkan kosep-konsep yang saling tumpang tindih. Selanjutnya guru menyusun progam pembelajaran terpadu di kelasnya. Selain hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menciptakan tema terlebih dahulu berdasarkan tema tersebut dipilihlah kegiatan pembelajarn yang memadukan bidang-bidang studi terkait.


2 komentar:

Yudi-91 mengatakan...

artikelnya menarik dan sangat membantu, saya sedot yah..., kalo bisa tolong dicantumkan sumbernya..., makasih ya.... :)

Laila Nur mengatakan...

Alhamdulillah..
kembali kasih ^^
Lain kali dicantumkan ..